Berikut ini sekedar sharing hasil penelusuran saya melalui mbah google, dan mungkin bisa menjadi pengetahuan dan semoga bermanfaat bagi diri saya sendiri khususnya dan orang lain 
Sampai hari  ini seputar Profil Seorang Akhwat Sejati yang saya dapatkan adalah sebagai berikut . Mohon dikoreksi/ dikomentari  jika ada yang salah atau keliru. Syukron :)
————————————————————————————————————————————-
Suatu ketika, seorang santri putra bertanya pada  Ustadznya: Ya Ustadz, Ceritakan Kepadaku Tentang Akhwat Sejati…
Sang Ustadz pun tersenyum dan menjawab…Akhwat Sejati  bukanlah dilihat dari sekedar jilbabnya yang lebar, tetapi dari  bagaimana ia menjaga pandangan mata (ghudhul bashar), sikap, akhlak,  kehormatan dan kemurnian islamnya….
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari kelembutan  suaranya, tetapi dari lantangnya ia mengatakan kebenaran di hadapan  laki2 bukan mahramnya…..
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya jumlah  sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya dengan anak2nya,  keluarga dekatnya, para jama’ah, para tetangga dan orang2 di sekitarnya.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia  dihormati di tempat ia bekerja tetapi bagaimana ia dihormati di dalam  rumah tangganya…
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia pintar  berhias dan memasak masakan yang enak2, tapi bagaimana ia bisa faham  dan mengerti selera dan variasi makan suami dan anak2nya yang sebenarnya  tidak rewel, pintar mengatur cash flow finansial keluarga, mengerti  bagaimana berpenampilan menarik di hadapan suami dan selalu merasa cukup  (qonaah) dengan segala pemberian dari sang suami di saat lapang maupun  di saat sempit.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang  cantik, tetapi dari bagaimana ia bermurah senyum dan sejuk jika dilihat  di hadapan suaminya dengan sepenuh hati tanpa dibuat2/dipaksakan.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan  yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari komitmennya untuk  mengatakan bahwa sesungguhnya “Tidak ada kata “CINTA  sebelum menikah.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari gelar sabuk hitam  dalam olahraga beladirinya, tetapi dari sabarnya ia menghadapi lika-liku  kehidupan…
Akhwat Sejati bukanlah dilihat dari sekedar banyaknya ia  menghafal Al-Quran, tetapi dari pemahaman ia atas apa yang ia baca/hafal  untuk kemudian ia amalkan dalam kehidupan sehari2.
….setelah  itu, Si Murid kembali bertanya…
“Adakah Akhwat yang dapat memenuhi kriteria seperti itu,  Ya Ustadz ?” 
Sang Ustadz kembali tersenyum dan berkata: “Akhwat  seperti itu ada, tapi langka. 
Sekalipun ada, biasanya ia memiliki karakter khas  antara lain; Sangat mencintai Allah dan RasulNya melebihi apapun, tidak  lepas dari dunia da’wah (minimal di lingkungan sekitar tempat  tinggalnya), hidup berjamaah tapi tidak dikenal ‘ashobiyah, tidak ingin  dikenal-kecuali diminta/didesak oleh jama’ah (masyarakat), dari  keturunan orang2 yang shalih/shalihat, berasal dari lingkungan yang  sangat terpelihara, punya amalan ibadah harian, mingguan dan bulanan di  atas rata2 orang kebanyakan, hidupnya sederhana namun tetap menarik dan  bermanfaat buat orang lain, dikenal sebagai tetangga yang baik hati,  sangat berbakti terhadap orang tua, sangat hormat kepada yang lebih tua  dan sangat sayang terhadap yang lebih muda, sangat disiplin dengan  sholat fardunya, rajin shaum sunnah dan qiyamullail & atau bisa jadi  amalan ibadah terbaiknya disembunyikan dari mata orang2 yang  mengenalnya, rajin memperbaiki istighfarnya (taubatan nashuha), rajin  mendoakan saudara2nya terutama yang sedang dalam keadaan kesulitan atau  sedang terdzolimi secara terang2an/tersembunyi, rajin bersilaturahim,  rajin menuntut ilmu-mengaji- (terutama yang syar’i)/minimal rajin hadir  di majlis ilmu dan mendengarkannya, senantiasa  menambah/memperbaiki ilmunya dan menyampaikan semua ilmu yang ia ketahui  setelah terlebih dahulu ia mengamalkannya, rajin  membaca/menghafal alqur’an atau hadits dan buku2 yang bermanfaat,  pintar/kuat hafalannya, sangat selektif soal makanan/minuman yang ia  konsumsi, sangat perhatian terhadap kebersihan dan sangat disiplin  sekali soal thaharah, sangat terjaga dari soal2 ikhtilat apalagi  berkhalwat, jauh dari gosip-menggosip, lisan dan semua perbuatannya  senantiasa terjaga dari hal2 yang sia2, zuhud, istiqomah, tegar, tidak  takut/bersedih hati hingga berlarut2 melainkan sebentar (wajar), pandai  menghibur dan pandai menutupi aib/kekurangan dirinya dan orang2 yang ia  kenal, mudah memaafkan kesalahan/kekeliruan orang lain tanpa diminta dan  tanpa dendam, ringan tangan untuk membantu sesama, mudah berinfak  (bershadaqah), ikhlas, jauh dari riya, ujub, muhabahat, takabur dan  tidak emosional, cukup sensitif tapi tidak terlalu sensitif (tidak mudah  tersinggung), selalu berbuat ihsan dan muraqobatullah (selalu merasa  dekat dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT baik di saat ramai maupun  di saat sendirian), selalu berhusnudzon kepada setiap orang, benar2  berkarakter jujur (shiddiiq), amanah dan selalu menyampaikan yang haq  dengan caranya yang terbaik (tabligh), pantang mengeluh/berkeluh kesah,  sangat dewasa dalam menyikapi problematika kehidupan, mandiri, selalu  optimis, terlihat selalu gembira dan menentramkan, hari2nya tidak lepas  dari perhitungan (muhasabah) bahwa hari ini selalu ia usahakan lebih  baik daripada kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini, dan  senantiasa pandai bersyukur atas segala ni’mat (takdir baik) serta  senantiasa sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan (takdir buruk) dalam  segala keadaan. Kapan pun dan di manapun..
Si Murid rupa2nya masih penasaran, dan bertanya kembali  kepada Sang Ustadz. “Ya Ustadz, adakah cara yang paling mudah untuk  mendapatkannya? atau minimal bisa mendapatkan seorang Akhwat yang  mendekati profil Akhwat Sejati??
Sang Ustadz pun dengan bijak segera menjawabnya: “Ada,  jika antum ingin mendapatkan Akhwat Sejati nan benar2 Shalihat sebagai  teman hidup maka SHALIHKAN DAHULU DIRI ANTUM…!! karena  InsyaAllah Akhwat yang shalihat adalah pada dasarnya juga untuk Ikhwan  yang shaalih…
Amiin, Wallahu a’lam bishawab.
Subhanalloh.......dilihat dari cerita di atas betapa indahnya kalo bisa menjadi seorang akhwat sejati.
Mungkin saat ini aku belum bisa menjadi seperti itu. Tapi aku berharap akan bisa menjadi seperti itu, dan mulai merubah diriku sedikit demi sedikit :)
Mungkin prosesnya lama,heheee
Dari certia di atas ada beberapa kalimat yang menarik, dan patut di pahami dalam2, untuk itu sengaja aku stabilo biar lebih jelas....hehee
aku tertarik dengan kalimat "Akhwat sejati bukanlah dilihat dari banyaknya ikhwan  yang mencoba berta’aruf kepadanya, tetapi dari komitmennya untuk  mengatakan bahwa sesungguhnya “
Tidak ada kata “CINTA  sebelum menikah." dan "“Ada,  jika antum ingin mendapatkan Akhwat Sejati nan benar2 Shalihat sebagai  teman hidup maka 
SHALIHKAN  DAHULU DIRI ANTUM…!! karena  InsyaAllah Akhwat yang shalihat adalah pada dasarnya juga untuk Ikhwan  yang shaalih…"
semoga menjadi koreksi kita semua para akhwat, termasuk diriku sendiri yang masih jauh dari itu,
 
KEEP ISTIQOMAH DIAH :) 
Recent Comments